Pages

Labels

Rabu, 13 Maret 2013

Perspektif dan Teori Komunikasi


THEORIES OF MASSAGE PRODUCTION

Komunikasi dipandang sebagai basis informasi, berpusat pada proses pesan dan terkonsentrasi pada teori komunikasi. Dijelaskan dalam bab 6 dan 7 bahwa teori komunikasi melihat produksi dan penerimaan pesan, berfokus pada karakteristik individu dan proses. Teori-teori dikelompokan dalam tiga jenis. Pertama melibatkan penjelasan sifat, yang fokus pada karakteristik individu yang relatif statis dan cara karakteristik ini berhubungan dengan variabel lainnya. Anda akan cenderung untuk berkomunikasi dengan cara tertentu atau menghasilkan jenis pesan tertentu. Kedua teori produksi dan penerimaan pesan bergantung pada penjelasan perilaku. Ini cenderung berfokus pada jenis perilaku, bagaimana perilaku berkembang dan bagaimana perilaku tertentu terkait dengan perilaku, perasaan, pikiran dan sifat-sifat lainnya. Pendekatan ketiga melibatkan penjelasan kognitif yang mencoba untuk menangkap mekanisme dari pikiran. Teori-teori ini berfokus pada cara informasi diperoleh dan terorganisir, bagaimana memori digunakan, bagaimana orang memutuskan harus bertindak, bagaimana pesan dirancang untuk mencapai tujuan, dan sejumlah permasalahan serupa lainnya.

SIFAT DAN PERILAKU
Perilaku ditentukan oleh kombinasi sifat dan faktor situasional. Bagaimana Anda berkomunikasi tergantung pada sifat Anda sebagai individu dan situasi di tempat Anda berada.

Tiga Contoh Sifat
Percakapan Narsisme
Anita Vangelisti, Mark Knapp dan John Daly telah mengidentifikasi sifat komunikasi bahwa: yang disebut percakapan narsisme, atau kecenderungan untuk menjadi diri sebagai mahluk yang “asyik mengobrol”. Percakapan narsisis cenderung mengembang kepentingan diri sendiri dengan perilaku seperti "one-upping" atau membual. Mereka cenderung ingin mengontrol aliran percakapan, terutama memberikan kesempatan bagi mereka untuk berbicara tentang diri sendiri. Mereka dikenal menggunakan komunikasi nonverbal, eksibisionis perilaku seperti gerakan berlebihan dan mereka cenderung tidak sensitif atau tidak responsif terhadap orang lain.

Argumentativeness
Kecenderungan terlibat dalam percakapan tentang topik kontroversial, untuk mendukung titik pandang Anda sendiri dan untuk menentang keyakinan. Dominic Infante dan rekan-rekannya, yang mengembangkan konsep ini percaya argumentativeness dapat meningkatkan pembelajaran, membantu orang melihat sudut pandang orang lain, meningkatkan kredibilitas dan membangun keterampilan komunikasi. Para penulis membedakan antara argumentativeness, yang merupakan sifat yang positif, dan agresivitas verbal dan permusuhan. Memang berdebat dapat menjadi solusi namun sebaliknya ada kecenderungan agresif.

Sosial dan Kecemasan Komunikasi
Dalam bidang komunikasi, James McCroskey dan rekan-rekannya menulis karya mengenai Ketakutan dalam berkomunikasi. Kecemasan dalam berkomunikasi bukanlah masalah melainkan patologis, di mana sebuah individu menderita ketakutan terus-menerus sehingga berujung pada ekstrim komunikasi. Dalam abnormal kecemasan berkomunikasi yang tinggi dapat menciptakan masalah pribadi yang serius, termasuk ketidaknyamanan ekstrim sehingga menghindari komunikasi ke titik produktif dan partisipasi positif dalam masyarakat. Dalam survei dan analisis literatur, Miles Patterson dan. Vicki Ritts menguraikan beberapa parameter. Umumnya, sosial dan kecemasan komunikatif memiliki aspek fisiologis seperti denyut jantung dan memerah, perilaku manifestasi seperti menghindari dan perlindungan diri, sementara untuk dimensi kognitif seperti fokus diri dan pikiran negatif.

Sifat, Temperamen dan Biologi
Selama beberapa tahun, psikolog telah menjelajahi dasar biologis perilaku manusia dan sifat-sifat telah semakin menjelaskan predisposisi genetik. Baru-baru ini, James McCroskey dan Michael Beatty melakukan projek yang didasarkan pada gagasan bahwa sifat kecenderungan temperamen berakar pada struktur neutobiological dan ini ditentukan secara genetis atau aktivitas otak.  Ini sangat penting karena fungsi otak yang ada di balik semua proses psikologis, termasuk bagaimana kita berpikir, merasa dan berperilaku. Bagaimana kita mengalami dunia, maka, sangat banyak soal apa yang terjadi dalam otak kita dan bahwa pada gilirannya sebagian besar ditentukan secara genetis.
McCroskey dan Beatty menunjukkan bahwa semua sifat dapat dikurangi menjadi hanya beberapa dimensi yang sekitar 80% nya ditentukan oleh genetika. McCroskey dan Beatty menerapkan paradigma communibiological dalam ketakutan komunikasi dan menyebut sifat ini sebagai suatu bentuk "Neurotik introvert", yang merupakan jenis temperamen. Dari perspektif biologi, sifat ternperamental disebabkan oleh aktivitas di dalam otak.
Sistem limbik otak mengontrol emosi dan perbedaan emosional berhubungan dengan perbedaan-perbedaan otak. Semakin sensitif sistem limbik Anda, maka pengalaman kecemasan Anda akan lebih besar. Rangsangan dari lingkungan diproses melalui bagian otak Anda yang dikenal sebagai sistem inhibisi perilaku (BIS). Rangsangan negatif menyebabkan gairah dari BIS, yang pada gilirannya mengaktifkan sistem limbik Anda. Ketika BIS Anda dirangsang, Anda cenderung untuk lebih memperhatikan ancaman. Jadi, orang-orang yang memiliki BIS terlalu aktif akan lebih rentan terhadap kecemasan dan ketakutan dibandingkan dengan yang kurang diaktifkan. Pendekatan biologis relatif baru dalam studi komunikasi.

Akomodasi dan Adaptasi
Teori Akomodasi  
Salah satu yang paling mempengaruhi teori perilaku dalam komunikasi adalah teori akomodasi yang dirumuskan oleh Howard Giles dan rekan-rekannya untuk menjelaskan pola perilaku. Giles dan rekan-rekannya telah mengkonfirmasi pengamatan umum bahwa komunikator tampaknya sering meniru mimik dari perilaku komunikator lainnya. Ini disebut konvergensi bersamaan. Sebaliknya, divergensi atau bergerak terpisah, terjadi ketika pembicara mulai membesar-besarkan perbedaan di antara pendengar. Akomodasi keduannya telah terbentuk hampir menggambarkan perilaku komunikasi, termasuk aksen, tingkat, kenyaringan, kosakata, tata bahasa, suara, gerak tubuh, dan lainnya.
Konvergensi juga dapat bersifat parsial atau lengkap. Meskipun akomodasi kadang-kadang dilakukan secara sadar, pembicara biasanya tidak menyadari melakukannya. Anda mungkin lebih sadar divergensi daripada konvergensi. Akomodasi dapat menyebabkan identitas sosial dan ikatan atau ketidaksetujuan dan jarak. Misalnya, konvergensi sering terjadi dalam situasi di mana Anda mencari persetujuan dari orang lain. Hal ini dapat terjadi dalam kelompok yang sudah sama dan dengan cara tertentu karena kelompok-kelompok tersebut terdiri dari individu-individu yang sama yang dapat mengkoordinasikan tindakan mereka. Daya tarik, prediktabilitas, dimengerti dan keterlibatan bersama dapat meningkatkan hasil konvergensi.

Teori Adaptasi Interaksi
Teori akomodasi meletakkan dasar-dasar untuk mengidentifikasi berbagai jenis akomodasi dan hubungannya, namun fenomena ini sebenarnya bagian dari proses yang jauh lebih kompleks dalam proses adaptasi interaksi: topik adaptasi interaksi teori Judee Burgoon dan rekan-rekannya. Para peneliti melihat bahwa komunikator memiliki semacam interaksional sinkroni, terkoordinasi dalam sebuah pola bolak-balik. Ketika Anda mulai berkomunikasi dengan orang lain, Anda memiliki gambaran kasar tentang apa yang akan terjadi. Ini adalah interaksi posisi Anda, tempat di mana Anda akan mulai.
Hal ini ditentukan oleh kombinasi faktor bahwa teori RED, yang merupakan singkatan dari kebutuhan, harapan, dan keinginan. Permintaan biologis untuk makan, atau mungkin sosial dalam afiliasi yang dibutuhkan, persahabatan, atau bahkan mengelola interaksi yang baik. Perilaku awal Anda dalam interaksi terdiri dari kombinasi perilaku verbal dan nonverbal yang mencerminkan posisi interaksi Anda, seperti faktor lingkungan dan tingkat keterampilan.
Penjelasan perilaku adaptasi interaksi didasarkan pada hipotesis harapan pelanggaran: gagasan bahwa Anda membuat penilaian tentang pelanggaran harapan, yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku Anda selanjutnya. Teori akomodasi dan adaptasi menggambarkan salah satu cara bahwa perilaku diatur dalam interaksi.

TEORI KOGNITIF
Tradisi kognitif berkonsentrasi pada proses jiwa yang menengahi antara input dan output, antara stimulus dan respon. Teori kognitif menganggap Anda memiliki tujuan dan membuat pilihan dan teori ini berurusan dengan proses mental yang membuat tindakan Anda. Teori kognitif fokus pada konten, struktur, dan proses pikiran Anda. Isi dari sistem kognitif terdiri dari pikiran informasi, sikap, dan konsep yang Anda gunakan untuk memahami pengalaman Anda dan merencanakan tindakan Anda. Sistem struktur mencerminkan bagaimana Anda mengatur isi pikiran Anda dalam memori sebagai prosedur, atau operasi, serta Anda gunakan untuk mengelola bagaiman Anda benar-benar mengubah dan menggunakan konten Anda dalam keseharian.
Pendekatan kognitif berusaha menjelaskan mekanisme komunikator, pesan, produk, bagaimana mereka memproses informasi dalam penerimaan pesan. Bagian ini disusun menjadi tiga area yakni teori perencanaan dan tindakan, teori seleksi pesan, dan teori desain pesan.

Teori Perencanaan dan Aksi
Teori Action Assembly
Kita mulai bagian ini dengan teori kognitif umum yang menjelaskan apa yang Anda benar-benar mengawali untuk menghasilkan komunikatif. Teori ini dikembangkan oleh John Greene dalam meneliti "Cara Anda mengatur pengetahuan dan menggunakannya dalam komunikasi". Menurut teori ini, Anda memiliki pengetahuan dan prosedural pengetahuan prosedural. Anda tahu tentang apapun dan Anda tahu bagaimana melakukannya. Dalam teori ini, prosedural pengetahuan mengambil posisi di tengah. Untuk mendapatkan ide dari pengetahuan prosedural, bayangkan bahwa memori Anda penuh. Setiap elemen dipenuhi sebuah node dan semua node terhubung satu dengan lainnya, seperti situs web yang terlink di dalam internet.
Secara khusus, pengetahuan prosedural terdiri dari node terkait yang berhubungan dengan perilaku, konsekuensi dan situasi. Untuk menulis paragraf, Anda harus menggabungkan berbagai tindakan menggunakan koordinasi pengetahuan bahasa untuk menulis atau mengetik. Tindakan, kemudian, diintegrasikan ke jaringan pengetahuan. Setiap bagian dari keseluruhan pengetahuan adalah representasi dari sesuatu yang perlu dilakukan.

Perencanaan Teori
Sebuah teori terkenal dari perencanaan di bidang komunikasi diproduksi oleh Charles Berger untuk menjelaskan proses bahwa individu melalui dalam perencanaan perilaku komunikasi mereka. Studi tentang perencanaan adalah inti dari ilmu kognitif, dan psikolog memiliki pemikiran yang cukup subjek dan penelitian. Menghubungkan perencanaan kognitif dengan perilaku komunikasi, bagaimanapun, belum diterima sebagai banyak perhatian, dan Berger berharap untuk menutup gap.
Berger menulis bahwa rencana adalah representasi kognitif hirarkis diarahkan untuk tujuan tindakan. Dengan kata lain, rencana citra mental dari langkah-langkah yang akan memenuhi tujuan. Hirarkis karena tindakan-tindakan tertentu yang diperlukan untuk mengatur hal-hal lain sehingga tindakan akan bekerja. Perencanaan, kemudian adalah proses dari memikirkan rencana kegiatan. Karena komunikasi adalah sangat penting dalam mencapai tujuan. Berger mengacu pada informasi tentang topik (misalnya, pinjaman dan kerabat) sebagai pengetahuan domain yang spesifik dan informasi tentang bagaimana berkomunikasi (misalnya, membujuk orang) sebagai domain pengetahuan umum.
Teori ini memprediksi bahwa banyak yang lebih komplek yang Anda tahu (khusus dan umum). Namun ada batasan dalam komunikasi interpersonal, hal ini terutama terjadi karena efisiensi dan kesesuaian sosial dari tujuan yang sangat besar. Anda tidak dapat melakukan apapun yang Anda inginkan karena beberapa tindakan yang tidak layak secara sosial. Teori Berger menunjukkan bahwa apakah Anda melakukan penyesuaian tingkat rendah atau tinggi tergantung sebagian besar pada seberapa besar motivasi Anda untuk mencapai tujuan. Jika tujuannya adalah sangat penting, Anda akan cenderung untuk melakukan penyesuaian tingkat yang lebih tinggi, dan Anda akan melakukannya lebih cepat. Berger mengatakan bahwa kesesuaian sosial suatu rnetagoal penting. Kami biasanya bertindak dengan cara yang tepat secara sosial, tetapi ada pengecualian.

Teori Seleksi Pesan
Berfokus pada persuasi, diusulkan Steven Wilson dalam dua generasi baik pemilihan tradisi kognitif baik stategi pemilihan maupun mengejar tujuan (persuit goal). Strategi pemilihan berkaitan dengan isu dari pesan yang tersedia untuk komunikator dan proses yang terlibat dalam memilih strategi. Mengejar tujuan berkonsentrasi pada bagaimana orang secara aktif membuat atau merancang pesan berdasarkan tujuan mereka. Analisis Barbara O'Keefe digunakan untuk produksi pesan. Syaratnya pilihan strategi dan desain model pesan.

Compliance Gaining
Mendapatkan kepatuhan (Compliance Gaining) orang lain adalah salah satu yang paling umum dari tujuan komunikasi. Mendapatkan kepatuhan mencoba melibatkan untuk mendapatkan orang lain agar melakukan apa yang Anda ingin mereka lakukan, atau berhenti melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai. Peneliti studi ini yakni Gerald Marwell dan David Schmitt.
Para peneliti mengisolasi enam belas strategi umum digunakan untuk mendapatkan kepatuhan orang lain dan tidak terlepas dari pendekatan teori pertukaran. Pendekatan pertukaran, yang sering digunakan dalam teori sosial, bertumpu pada asumsi bahwa orang-orang pada dasarnya bertindak untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain. Model ini secara inheren berorientasi pada kekuasaan. Dengan kata lain, Anda mendapatkan kepatuhan dari orang lain jika Anda memiliki sumber daya yang cukup untuk memberikan atau menahan sesuatu yang mereka inginkan.
Lima strategi umum atau cluster taktik, yakni penghargaan (misalnya, menjanjikan), hukuman (misalnya, mengancam), keahlian (seperti dalam penggambaran pengetahuan tentang penghargaan), komitmen impersonal (seperti mencakup bandingan moral), dan Komitmen personal (seperti utang). Kekuasaan adalah akses ke sumber daya berpengaruh. Kelompok Wheeless terisolasi dalam tiga jenis umum kekuasaan. Pertama adalah kemampuan yang dirasakan untuk memanipulasi konsekuensi tindakan tertentu. Jenis kedua adalah kemampuan kekuasaan untuk menentukan posisi relasional seseorang dengan orang lain, orang kuat dapat mengidentifikasi unsur-unsur tertentu dari hubungan yang akan membawa kepatuhan. Jenis ketiga kekuasaan melibatkan kemampuan untuk mendefinisikan nilai-nilai yang dirasakan atau kewajiban atau keduanya. Satu orang memiliki kredibilitas untuk memberitahu yang lain tentang norma-norma perilaku apa yang diterima.
Wheeless membuat daftar sejumlah taktik yang berkaitan dengan tiga kelas kekuasaan. Misalnya, kemampuan untuk mempengaruhi ekspektasi orang lain dan konsekuensi dapat menyebabkan Anda untuk menggunakan taktik seperti janji, ancaman, dan peringatan. Kemampuan untuk memanipulasi hubungan dapat menyebabkan Anda untuk memilih taktik seperti mengatakan Anda seperti orang lain, menghubungkan harga diri positif atau negatif, membuat daya tarik emosional, menyanjung, dan sebagainya. Kategori ketiga mendefinisikan nilai dan kewajiban dapat menuntun Anda untuk menggunakan banding moral, utang, rasa bersalah, dan teknik serupa lainnya.

Konstruktivisme
Konstruktivisme, teori yang dikembangkan oleh Jesse Delia dan rekan-rekannya, telah memiliki dampak besar pada bidang komunikasi. Teori ini mengatakan bahwa individu menginterpretasikan dan bertindak sesuai dengan kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak hadir sendiri dalam bentuk mentah namun harus disaring melalui orang itu sendiri dalam cara melihat sesuatu.
Konstruktivisme didasarkan sebagian pada teori konstruksi pribadi yang dikembangkan George Kelly, yang menyatakan bahwa orang-orang yang memahami pengalaman dengan pengelompokan peristiwa menurut persamaan dan membedakan antara sesuatu hal. Perbedaan Persepsi yang tidak alami, namun ditentukan set berlawanan dalam sistem kognitif individu. Pasang berlawanan seperti dingin panas, tinggi pendek, dan hitam putih, digunakan untuk memahami peristiwa dan hal-hal yang disebut personal konstruksi.

Teori Desain Pesan
Seperti kita lihat dalam bagian sebelumnya, teori pesan seleksi membayangkan bahwa komunikator memilih strategi abstrak untuk mencapai tujuan komunikasi mereka. Sementara itu, teori desain pesan membayangkan skenario lebih kompleks di mana komunikator desain pesan sebenarnya sejalan dengan niat mereka  dalam situasi yang mereka hadapi.

Kesopanan
Teori ini dikembangkan oleh Penelope Brown dan Stephen Levinson. Teori ini menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita merancang pesan yang melindungi, menghadapi dan juga mencapai tujuan lain. Brown dan Levinson percaya kesopanan yang diperoleh itu adalah karena budaya nilai yang universal. Budaya yang berbeda memiliki berbagai tingkat kesopanan dan cara yang berbeda, tapi semua orang memiliki kebutuhan untuk dihargai dan dilindungi. Positive face adalah keinginan untuk dihargai dan disetujui, untuk disukai dan dihormati, dan kesopanan positif ini dirancang untuk memenuhi keinginan tersebut. Contohnya yakni menampilkan keprihatinan, memuji, dan menggunakan bentuk menghormati. Negative face adalah keinginan untuk bebas dari pemaksaan atau gangguan, dan negatif kesopanan dirancang untuk melindungi orang lain ketika kebutuhan negative face terancam.
Jika FTA dimungkinkan, ada lima pendekatan yang bisa kita gunakan. Kita bisa (1) memberikan FTA untuk berterus terang, tanpa tindakan sopan, (2) memberikan FTA bersama dengan beberapa bentuk kesantunan positif, (3) memberikan FTA bersama dengan beberapa bentuk kesantunan negatif, (4) memberikan FTA tidak langsung, off record, atau (5) tidak memberikan FTA sama sekali.

Logika Desain Pesan
Barbara O'Keefe mulai karirnya sebagai seorang konstruktivis, tetapi telah memperluas orientasi teoritis untuk memasukkan model desain pesan. Tesisnya adalah bahwa orang berpikir berbeda tentang komunikasi dan pesan, dan mereka menggunakan logika yang berbeda dalam menentukan apa untuk mengatakan kepada orang lain dalam suatu situasi tertentu. Dia menggunakan logika desain pesan panjang untuk menggambarkan proses berpikir di balik pesan. O'Keefe menguraikan tiga logika desain pesan, yakni logika ekspresif yang melihat komunikasi sebagai cara ekspresi diri untuk mengkomunikasikan perasaan dan pikiran. Pesan yang terbuka dan bersifat reaktif, dengan sedikit perhatian diberikan kepada kebutuhan atau keinginan orang lain. Logika konvensional memandang komunikasi sebagai permainan untuk dimainkan oleh peran. Disini komunikasi adalah sarana ekspresi diri yang berlangsung sesuai dengan aturan dan norma diterima termasuk hak dan tanggung jawab dari setiap orang yang terlibat. Logika ini bertujuan untuk merancang pesan yang sopan, tepat, dan berdasarkan aturan yang setiap orang seharusnya tahu.
Logika retoris pandangan komunikasi sebagai cara mengubah aturan melalui negosiasi. Pesan dirancang dengan logika cenderung fleksibel, wawasan, dan orang terpusat. Logika retoris cenderung untuk membingkai ulang situasi sehingga variasi tujuan termasuk persuasi dan kesopanan diintegrasikan ke dalam keseluruhan dengan baik.

Referensi :
Littlejohn, Stephen W. 2002. “Theories of Human Communication, 7th Ed.” . Wadsworth.

0 komentar:

Posting Komentar

 

WARNING!!!

PLEASE DON'T DO PLAGIARISM CAUSE IT'S NO INDONESIAN!!!