CERITA SINGKAT PERKEMBANGAN
ILMU KOMUNIKASI
Artikel ini akan membahas dasar untuk mengkonseptualisasikan
apa yang dimaksud dengan komunikasi dan memahami kompleksnya suatu proses
komunikasi berikut dengan perkembangannya. Dalam artikel ini, juga akan
diuraikan lebih jauh mengenai makna komunikasi. Disiplin ilmu
komunikasi sangatlah luas dan kedalamannya dapat digambarkan melalui kehidupan
orang di seluruh Amerika Serikat, seperti Lee dan Jenny Yamato. Sebagaimana
yang dinyatakan oleh Bethami Dobkin dan Roger Pace (2003), “komunikasi memiliki
potensi membentuk identitas, hubungan, lingkungan dan budaya”.
1. PERGULATAN
AWAL LAHIRNYA MATA KULIAH ILMU KOMUNIKASI
Dahulunya, mata kuliah ilmu komunikasi yang ada saat ini
diajarkan di Jurusan Bahasa Inggris pada tahun 1990-an. Kelas-kelas Public Speaking mendominasi kurikulum
pada masa tersebut. Dosen-dosen bahasa Inggris yang telah dilatih dengan baik
ditugaskan untuk mengajarkan keahlian public
speaking kepada para mahasiswa.
Pemikiran yang ada pada waktu itu adalah bidang ilmu bahasa Inggris
memiliki hak atas segala jenis pengajaran mengenai komunikasi, berbicara dan
menulis dianggap sebagai kegiatan yang serupa.
Pada saat itu, banyak peneliti dalam bidang public speaking (sekarang disebut
peneliti dalam bidang komunikasi) memprotes cara berfikir yang sempit ini.
Mereka berpendapat bahwa ada perbedaan mendasar dan penting anatara komunikasi
lisan dan komunikasi tertulis. Kekhawatiran lain yakni guru-guru bahasa Inggris
merasa bahwa mereka memahami proses
bicara padahal dalam kenyataannya pelatihan yang mereka dapatkan dalam bidang
ini sangat terbatas.
Titik baliknya terjadi pada tahun 1913, ketika persatuan
Guru Besar Inggris Nasional (National
Council of Teachers of English) mengadakan konferensi tahunan di Chicago.
Pertemuan tertutup dengan para guru public
speaking ini memutuskan untuk membentuk National
Association of Academic Teacher of Public Speaking (NAATPS). Tujuh belas
orang dari tiga belas sekolah dipilih untuk menjalankan keputusan ini dan
membentuk suatu badan untuk pelaksanaan penelitian dan pembentukan teori mereka
sendiri. Alasan mereka yakni; pertama, penting untuk memahami bahwa banyak dari
guru-guru ini merasa bahwa ada pengakuan
secara nasional akan keberadaan mereka melalui sebuah asosiasi, maka mereka
dapat menunjukkan pentingnya membangun jurusan mereka sendiri di institusi
masing-masing. Kedua, mereka juga berpendapat bahwa ditempatkannya mereka dalam
jurusan bahasa Inggris adalah hal yang absurd, mengingat bahwa prinsip-prinsip public speaking telah diajarkan selama
berabad-abda, bahkan sebelum bahasa Inggris ada. Ketiga, berafiliasi dengan
asosiasi bahasa Inggris menyebabkan guru-guru public speaking tidak memeiliki otoritas mereka sendiri. Keempat,
membentuk asosiasi mereka sendiri sangat penting untuk mempelajari lebih dalam
mengenai iu-isu teoritis yang terkait dengan komunikasi lisan dalam lingkungan
akademis.
Pada tahun 1915, NAATPS memiliki energi besar dari tiga
puluh satu negara bagian dan Kanada. Ini diperkuat dengan lahirnya jurnal
berkala pertama mereka yang diberi nama Quarterly
Journal of Public Speaking (sekarang Quarterly Journal of Speech). Jurnal
ini memuat hasil penelitian, ulasan, dikusi dan hal-hal yang baru dalam bidang
ilmu public speaking. Jurnal ini sekaligus menjadi sebuah alat untuk memberikan
informasi kepada peserta asosiasi yang tidak dapat hadir dalam konferensi
tahunan.
Meski demikian, pada tahun 1945 para anggotanya mengadakan
pemungutan suara untuk mengganti nama organisasi mereka menjadi Speech Association of America (SAA)
dalam rangka merefleksikan nama dari banyaknya jurusan yang menjadi anggota dan
minat yang bervariasi dari seluruh anggotayang berjumlah lebih dari 3500 orang.
Kemudian pada tahun 1949, berdiri the National Society for the Study of Communication (NSSC). Organisasi
tersebut berafiliasi ke SAA. Pada tahun 1968, NSSC memisahkan diri dari SAA dan
SAA merubah nama menjadi International
Communication Association (ICA). Organisasi tersebut menempatkan ilmu
komunikasi sebagai disiplin ilmu maupun profesi. Akhirnya pada tahun 1970, nama
ICA kembali berubah menjadi Speech
Communication Association (SCA). Kelompok ini memiliki perwakilan di dalam
beberapa badan dan di dalam dua puluh satu bidang penelitian, termasuk
keuangan, penelitian dan kebijakan pendidikan. Akhir tahun 1997, para anggota
SCA kembali mengadakan pemungutan suara untuk mengubah nama organisasi menjadi National
Communication Association (NCA) hingga saat ini dengan anggota lebih dari
40 kelompok minat, 15 panitia kerja dan lebih dari 7000 anggota dari dua puluh
negara.
2. DINAMIKA
ILMU DALAM KEHIDUPAN
Dahulu orang lebih mudah memberi definisi tentang ilmu
dibanding saat ini. Karena saat itu, ilmu bergantung pada sistem filsafat yang
dianutnya. Berbeda dengan masa saat ini, ilmu memperoleh posisi yang bebas dan
mandiri. Saat ini, definisi ilmu berdasarkan pada apa yang dilaksanakan oleh
ilmu tersebut, serta metodologinya.
Peranan ilmu kian hari kian menentukan kehidupan sehari-hari
baik sebagai individu maupun masyarakat. Oleh karenanya, definisi ilmu semakin
sulit untuk dirumuskan. Orang sering menganggap bahwa ilmu itu sebagai suatu
kesatuan di luar dan di atas waktu. Ilmu terdiri dari himpunan-himpunan,
petunjuk-petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan. Ilmu itu tidak abadi, akan tetapi
terus berubah, dalam arti lebih trivial,
yaitu tidak ada ilmu yang selesai.
Struktur ilmu, bahkan yang disebut pokok ilmu pun mengalami
perubahan. Pendapat ini dapat dilihat dari dua sudut pandang penyelidikan.
Pertama, penyelidikan mengenai segi historis ilmu-ilmu yang membawa kita kepada
pengertian pada ilmu yang sama. Arti dari istilah yang digunakan dapat
berbeda-beda pada waktu yang berlainan. Sebagai contoh, gramatika (ilmu bahasa
abad lalu dan ilmu bahasa abad ini). Wiryanto, seorang ahli ilmu komunikasi
pernah berdiskusi dengan kolega-koleganya dari Thailand, Laos dan India
mengenai Bahasa Pali dan Bahasa Sanskrit. Kesimpulan dari kasus ini yakni
unsur-unsur dasar kedua bahasa tersebut masih hidup di negara-negara yang telah
disebutkan, termasuk dalam Bahasa Jawa modern. Artinya, kedua bahasa itu
mengalami perubahan yang sangat besar, namun masih menampakkan
kesinambungannya.
Kedua, ilmu baru itu merupakan titik pertemuan dari beberapa
ilmu yang disebut kulturologi. Ilmu komunikasi itu sendiri lahir dari titik
pertemuan antara sosiologi, psikologi, politik, bahasa, matematika dan teknik. Ciri dari suatu ilmu adalah memiliki metode. Metode berarti
penyelidikan berlangsung menurut suatu rencana tertentu. Metode ilmiah berarti
mengadakan penataan data. Sebelum ditata, metode ilmiah merupakan suatu
tumpukan yang kacau balau.
Selain itu, ilmu adalah penyedapanan prosedur-prosedur yang
dapat membimbing penelitian menurut arah tertentu. Suatu metode disusun menurut
bahasa atau lebih luas memakai suatu sistem lambang. Oleh karena itu, metode
ilmiah timbul dengan membatasi secara tegas bahasa yang dipakai oleh ilmu
tertentu. Seperti bahasa yang dipakai dalam percakapan sehari-hari. Seperti air
yang menggenangi sawah lewat parit-parit. Demikianlah ilmu-ilmu itu mengalir
dari waktu kewaktu.
3. MENGENAL
ILMU KOMUNIKASI
1.
Konsep Komunikasi
Istilah
komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication
berasal dari kata Latin communicatio,
dan bersumber dari kata communis yang
berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Berdasarkan terjemahan
tersebut, maka komunikasi diartikan sebagai adanya percakapan atau hubungan
komunikasi yang berlangsung antara dua pihak dengan tujuan unuk memperoleh
pengertian bahasa atau kesamaan makna antara dua pihak tersebut.
Harold
Laswell dalam karyanya The Structure And
Function Of Commu-nication In Society, menyatakan bahwa cara yang baik
untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut :
Who says What in which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa
dengan efek yang bagaimana?)
Paradigma
Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai
jawaban dari pertanyaan yang diajukan tersebut, yaitu :
a. Komunikator (communicator,
source, sender),
b. Pesan (message),
c. Media (channel, media),
d. Komunikan (communicant,
communicate, receiver, recipient),
e. Efek (effect, impact,
influence).
Sedangkan menurut Fisher (1986:17) ilmu
komunikasi mencakup semua dan bersifat eklektif.
Sifat ekletif ilmu komunikasi
digambarkan Wilbur Schramm (1963:2) sebagai jalan simpang yang ramai, semua
disiplin ilmu melintasinya. Schramm membandingkan ilmu komunikasi dengan kota
purba Babelh-Dehre. Di kota itu para pengembara lewat, singgah dan meneruskan
perjalanan. Bekas persinggahan para pengembara tersebut menunjukkan keluasan
ilmu komunikasi.
Berger dan Chaffe (1983:17) menerangkan
bahwa ilmu komunikasi adalah : “Communication
science seeks to understand the production, processing and effect of symbol and
signal system by developing testable theories containing lawful generalization,
taht explain phenomena associated with production, processing and effect.”
(Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai produksi, pemrosesan dan
efek dari simbol serta sistem signal, dengan mengembangkan pengujian
teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelaskan fenomena dan efeknya).
Hoveland (1948:371) mendefinikasn
komunikasi, demikian : “The process by
which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal
symbols) to modify, the behaviour of other individu”. (Komunikasi adalah
proses di mana individu menstransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku
individu yang lain).
Definisi-definisi sebagaimana
dikemukakan di atas tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh
para ahli. Namun, paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang apa yang
dimaksud komunikasi.
Referensi :
Berger, Charles R. And Steven H. Chaffe
(1983). Handbook Communication Science. Beverly Hills: Sage Publication.
Hovland, Carl I (1948) Social
Communication. Am Phil. Soc. XCII, (Dance No. 33/Catg. Stappers.
Komunika : Majalah Ilmiah Komunikasi
(2007), Vol. 10.
Turner (2008). Pengantar : Teori Komunikasi
(Analisis dan Aplikasi), Ed. 3. Jakarta :Salemba Humanika.
Wiryanto (2004). Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta :Grasindo.
ini blog saya mbak untuk definisi retorika tolong dicek retorikafebielmasditod1e011014.blogspot.com
BalasHapushttp://retorikafebielmasditod1e011014.blogspot.co.id/2017/09/blog-post.html
BalasHapusini link nya mbak :)
https://youtu.be/z2WK6WEq4Mc (REtorika)
BalasHapushttps://youtu.be/_os5W2OA1mU (Pidato)
https://www.youtube.com/watch?v=WcwAoAHphPk
BalasHapus