A. Memilih Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang meliputi dari asumsi-asumsi luas hingga metode-metode rinci dalam pengumpulan dan analisa data. Pemilihan rancangan melibatkan keputusan yang mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
1. Asumsi-asumsi filosofis yang mendasari sebuah penelitian, prosedur-prosedur (strategi-strategi) penelitian, dan metode-metode spesifik yang akan digunakan dalam pengumpulan, analisis, dan interpretasi data.
2. Masalah/isu yang ingin diteliti, pengalaman pribadi si peneliti, dan target atau sasaran pembacanya.
B. Tiga Jenis Rancangan
Ada tiga jenis rancangan yang popular di kalangan akademis, yakni penelitian dengan pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dan pendekatan campuran. Baik pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif seharusnya tidak dipandang sebagai antitesis atau dikotomi yang saling bertentangan. Keduanya saling mengakomodir (pendekatan kualitatif mengakomodir data angka, sebaliknya pendekatan kuantitatif mengakomodir data kata-kata/thick description) satu sama lain, meskipun hasil akhir yang direpresentasikan berbeda namun tetap dalam satu continuum (satu kesatuan).
Gradasi yang menandai perbedaan keduanya berasal dari asumsi filosofi dasar (paradigma) yang dibawa oleh peneliti dalam melakukan penelitian, misalnya pemilihan strategi penelitian dan pemilihan metode pengumpulan data. Kedua pendekatan ini juga memiliki sejarah masing-masing. Pendekatan kualitatif muncul di awal pertengahan abad XX, sekaligus diiringi dengan berkembanganya peminatan penelitian dengan pendekatan campuran. Sementara pendekatan kuantitatif muncul pada awal pertengahan abad XIX hingga pertengahan abad XX.
C. Pendekatan
Kualitatif
Denzin dan
Lincoln (2009) menyebut ada lima fase historis pada pendekatan ini, 1) fase
tradisional (1900-1950), fase modernis atau keemasan (1950-1970), fase genre
yang kabur (1970-1986), fase krisis representasi (1986-1990), dan fase post-modern atau masa kini. Terkhusus
kurun post-modern, Richardson (dalam
Denzin dan Lincoln, 2009, hal. 2) menjelaskan bahwa inti dari fase ini
“meragukan wacana apa pun yang menempati kedudukan istimewa, metode atau teori
apa pun yang menempati klaim universal dan umum sebagai ilmu pengetahuan
otoritatif”. Pada setiap fase memiliki pandangan berbeda atas konsepsi
penelitian pendekatan kualitatif. Berikut rangkuman definisi awal terkait
penelitian pendekatan kualitatif:
1. Penelitian pendekatan kualitatif mempelajari benda-benda di dalam konteks alaminya, di mana peneliti berupaya untuk memahami atau menafsirkan fenomena berupa data empiris (pengalaman pribadi, historis interaksional, visual, wawancara, dan sebagainya) berdasarkan prosedur yang saling berkaitan.
2. Qualitative research is an approach that allows you to examine people’s experiences in detail, by using a specific set of research methods such as in-depth interviews, focus group discussions, observation, content analysis, visual methods, and life histories or biographies (Hennink, Hutter, & Bailey, 2011, hal. 8-9)
3. Penelitian pendekatan kualitatif yakni sebuah penelitian dengan pendekatan yang memberikan kesempatan pada peneliti terlibat dalam setting sosial yang menjadi tujuan penelitian, sehingga peneliti bisa mengamati sendiri orang-orang dalam situasi sehari-hari dan ikut serta beraktivitas bersama-sama dengan “pihak-pihak/hal-hal” yang ditelitinya (Devine dalam Harrison 2011, hal. 86).
D. Pengertian Paradigma
Creswell memilih istilah pandangan-dunia (worldviews) karena mengutip pandangan Guba (1990) yang meyakini konsep tersebut menandai adanya “kepercayaan dasar yang memandu tindakan” (2010, hal. 7). Creswell menambahkan bahwa pandangan-dunia sebagai orientasi umum terhadap dunia dan sifat penelitian yang dipegang kukuh oleh peneliti. Sementara Guba & Lincoln (n.d) menggunakan istilah paradigma yang didefinisikan sebagai sistem kepercayaan dasar atau pandangan dunia yang membimbing peneliti, tidak hanya dalam memilih metode, namun juga dalam menentukan cara-cara fundamental secara ontologis dan epistimologis (dalam Denzin & Lincoln, 2009, hal. 129). Di sisi lain, Porta & Keating menyebutkan bahwa “Approaches is a general term, wider than theory or methodology. It includes epistemology or questions about the theory of knowledge, the purposes of research, whether understanding, explanation, or normative evaluation…….” (dalam Neuman, 2011. hal. 90).
Babbie (2007) menyederhanakan paradigma sebagai model atau kerangka berfikir dalam mengamati dan memahami yang mana bentuk keduanya baik apa yang kita lihat dan bagaimana kita memahaminya. Ia menambahkan bahwa “paradigm are perspectives or ways of looking at reality, and they are ‘the frames of reference we use to organize our observations and reasoning” (dalam Hennink, Hutter, & Bailey, 2011, hal. 11).
E. Das Sollen dan Das Sein
Dalam penelitian, kehadiran rumusan masalah menjadi sangat esensi karena hakikatnya penelitian dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Rumusan masalah bisa teridentifikasi jika peneliti mampu melihat dan memahami adanya kesenjangan (gap) antara apa yang seharusnya (das sollen) dengan apa yang ada dalam kenyataan (das sein).
Berikut ini sebuah contoh tulisan dari Sunarto (2014, hal. 245-258), “Esensi Pengalaman Profesional Pekerja Wanita dalam Industri Media”. Tulisan ini sekaligus menjadi pemenang pertama kategori media cetak 1st IMRAS 2014.
Das sollen pada rumusan masalah tersebut menjelaskan ketetapan tertulis dalam menghapus diskriminasi gender terhadap pekerjaan wanita dalam industri media. Salah satunya yang tercantum dalam UU Amandemen, pasal 28I ayat 2 dan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita ada di paragraf 2-3 seperti yang ditunjukan gambar di bawah ini.
Mirisnya, ketetapan ini hanya sebagai aturan tertulis karena tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Faktanya, keberadaan wanita dalam industri media masih termarginalkan. Berikut ini uraian Das sein pada paragraf 1-2:
F. Pertanyaan Penelitian
Penelitian dengan pendekatan kualitatif diawali dengan memformulasikan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian merupakan pertanyaan yang peneliti kemukakan untuk dijawab melalui pengumpulan data. Selain itu, pertanyaan penelitian juga memandu keseluruhan rangkaian dalam proses penelitian. Pada akhir penelitian, setelah pengumpulan data dan analisis data, peneliti harus dapat menjawab pertanyaan penelitian yang dikemukakan diawal sebagai kesimpulan penelitian. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian membantu peneliti untuk tetap fokus selama penelitian berlangsung.
Untuk lebih jelas, di bawah ini akan ditampilkan contoh pertanyaan penelitian masih dari paper yang dibahas sebelumnya. Pertanyaan penelitiannya terletak pada paragraf keempat, yakni:
Sebagaimana yang telah diungkapkan di atas, pertanyaan penelitian membantu peneliti fokus dalam menyelesaikan rangkaian proses penelitian. Untuk membuktikan peran pertanyaan penelitian tersebut, berikut ini kesimpulan dari penelitian paper yang sama:
Kesimpulan di atas sangat ideal karena telah mencerminkan standar-standar kesimpulan penelitian yang baik. Pada hakikatnya, seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, kesimpulan merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan di awal penelitian. Jika pun ada tambahan, umumnya berupa saran sebagai kontribusi akademis dalam melakukan penelitian selanjutnya, terutama pada aplikasi teori yang dipilih. Kesimpulan yang terdiri dari dua paragraf ini mengeksplorasi hasil akhir penelitian dari pengumpulan data dan analisis data. Ada tiga pertanyaan yang diajukan peneliti dan ketiganya terjawab pada paragraf pertama seperti analisa di bawah ini:
Bibliography:
Creswell, John. 2010. Research Design : Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. London : SAGE Publication
Denzin, Norman & Lincoln, Yvonna. 2009. Handbook of Qualitatif Research (Eds). London : SAGE Publication
Hennink, Monique, Hutter, Inge & Bailey, Ajay. 2011. Qualitative Research Methods. London : SAGE Publication
Lawrence, Newman. 2011. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches Ed. 7. Boston: Allyn & Bacon.
0 komentar:
Posting Komentar