Pages

Labels

Rabu, 13 September 2017

PARADIGMA PENELITIAN DAN ELEMEN-ELEMENNYA

Paradima penelitian meliputi tiga elemen, yakni epistemologi, ontologi, dan metodologi. Masing-masing elemen mengajukan pertanyaan berbeda sebagaimana yang telah diuraikan pada materi minggu kedua. Epistemologi mengajukan pertanyaan “Bagaimana kita mengetahui dunia? Hubungan apa yang muncul antara peneliti dengan yang diketahui?” Ontologi memunculkan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang hakikat realitas. Metodologi memfokuskan diri padacara kita meraih pengetahuan tentang dunia. Setiap paradigma memiliki filosofi epistemologi, ontologi, dan metodologi yang berbeda. Berikut ini kepercayaan dasar yang dirumuskan Denzin & Lincoln (2009, hal. 135).









 Perbedaan dalam berbagai asumsi paradigma tidak dapat dipandang semata-mata perbedaan filosofi. Di sisi lain, pandangan para ilmuwan sepakat bahwa baik secara implisit maupun eksplisit, berbagai posisi paradigma penelitian ini menimbulkan konsekuensi dalam pelaksanaan praktis penelitian, begitupun pada ranah interpretasi temuan penelitian dan pilihan kebijakan. Denzin & Lincoln (2009, hal. 138-139) serta Neuman (2011, hal. 119) sama-sama merumuskan posisi paradigma menjadi lebih ringkas sebagaimana gambar di bawah ini. Uraian lebih jelas klik “POSISI PARADIGMA DALAM MASALAH-MASALAH PRAKTIS PILIHAN”.





      A.     PARADIGMA DALAM PENELITIAN KOMUNIKASI PANDANGAN BAXTER & BABBIE

Baxter & Babbie (2004, hal. 46-67) memiliki pendapat berbeda khususnya dalam paradigma penelitian komunikasi. Mereka membagi empat paradigma penelitian komunikasi atau yang selanjutnya digolongkan dalam ilmu sosial, yakni paradigma positivis, paradigma sistem, paradigma interpretif, dan paradigm revisited (tinjauan paradigma). Di sini saya akan mengulas paradigma sistem dan paradigm revisited. Lihat Tabel Posisi Paradigma





      B.    STRATEGI PENELITIAN DALAM PENDEKATAN KUALITATIF

Strategi penelitian (Denzin & Lincoln serta Creswell menggunakan konsep tradisi penelitian, sementara Punch menyebutnya sebagai desain penelitian, berbeda dengan Hennink, Hutter, dan Bailey yang menggunakan konsep fieldwork approached) mencakup kepakaran, asumsi-asumsi, dan tindakan-tindakan yang digunakan seorang peneliti sebagai bricoleur ketika bergerak dari paradigma dan desain penelitian menuju tahap pengumpulan data empiris di lapangan. Strategi penelitian juga menempatkan paradigma dalam realitas empiris dan implementasi metodologis tertentu, misalnya, menjadikan sebuah kasus sebagai objek penelitian. Punch (1998, hal. 149-173) membaginya menjadi empat ide utama desain penelitian (strategi penelitian), meliputi strategi, kerangka konseptual, pertanyaan siapa dana pa yang akan dipelajari, dan ala tapa yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa materi empiris (data). Studi kasus, contohnya, berlandaskan pada wawancara, observasi, dan analisis data (Stake, n.d., dalam Denzin & Lincoln, 2009, hal. 256). Lihat Variasi Penelitian Pendekatan Kualitatif




C.      TINJAUAN PUSTAKA: MERANCANG PENELITIAN TERDAHULU (STATE OF THE ART)

Cooper (1984), Marshall dan Rossman (2006) (dalam Creswell, 2010, hal. 40) menjabarkan tinjauan pustaka memiliki beberapa tujuan, di antaranya : 1) menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian saat ini, 2)menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan 3) mengisi celah-celah pada penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam skripsi, tinjauan pustaka memiliki sub judul penelitian, meliputi: 1) Penelitian Terdahulu (State of the Art), 2) Teori Utama, 3) Konsep-konsep Pendamping, 4) Kerangka Berfikir.
Pada tinjauan pustaka, sub judul pertama yakni penelitian terdahulu yang bersumber pada penelitian-penelitian yang telah selesai dilakukan dan tidak terbatas pada skripsi, tesis maupun disertasi. Penelitian terdahulu yang dicantumkan dalam tinjauan pustaka standarnya tiga sampai empat penelitian. Penentuan penelitian terdahulu harus sesuai dengan kebutuhan penelitian yang sedang peneliti lakukan. Adapun fungsi penelitian terdahulu yakni:

1.    Membangun pembenaran (justifikasi) atas penelitian yang Peneliti lakukan, yakni sesuatu yang dilakukan karena belum ada yang menelitinya.
2.    Membantu memilih metodologi yang pantas dipilih. Apa yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat dijadikan sebagai alternatif metodologi yang akan peneliti tempuh.
3.    Menguji kekuatan teori yang peneliti yakini saat ini dalam penelitiannya.
4.    Membuat atau mengajukan teori baru.
5.    Memberikan pandangan baru dan arahan dalam menyelesaikan penelitian yang sedang dilaksanakan.
6.    Memberikan solusi akademis penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
7.    “Pembeda” penelitian dari peneliti saat ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya.



     D.    KERANGKA BERFIKIR

Kerangka berfikir menghadirkan serangkaian model konseptual dari keseluruhan tinjauan pustaka (literatur) yang menjadi pisau analisis pada sebuah penelitian. Kerangka berfikir menggambarkan alur kerja analisis fenomena  yang dibedah dan diidentifikasikan untuk menjawab pertanyaan penelitian sehingga tujuan yang diasumsikan pada awal penelitian dapat tercapai. 





0 komentar:

Posting Komentar

 

WARNING!!!

PLEASE DON'T DO PLAGIARISM CAUSE IT'S NO INDONESIAN!!!