Pages

Labels

Senin, 11 Maret 2013

Sejarah Komunikasi


CERITA SINGKAT PERKEMBANGAN
ILMU KOMUNIKASI
Artikel ini akan membahas dasar untuk mengkonseptualisasikan apa yang dimaksud dengan komunikasi dan memahami kompleksnya suatu proses komunikasi berikut dengan perkembangannya. Dalam artikel ini, juga akan diuraikan lebih jauh mengenai makna komunikasi. Disiplin ilmu komunikasi sangatlah luas dan kedalamannya dapat digambarkan melalui kehidupan orang di seluruh Amerika Serikat, seperti Lee dan Jenny Yamato. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Bethami Dobkin dan Roger Pace (2003), “komunikasi memiliki potensi membentuk identitas, hubungan, lingkungan dan budaya”.

1.    PERGULATAN AWAL LAHIRNYA MATA KULIAH ILMU KOMUNIKASI
Dahulunya, mata kuliah ilmu komunikasi yang ada saat ini diajarkan di Jurusan Bahasa Inggris pada tahun 1990-an. Kelas-kelas Public Speaking mendominasi kurikulum pada masa tersebut. Dosen-dosen bahasa Inggris yang telah dilatih dengan baik ditugaskan untuk mengajarkan keahlian public speaking kepada para mahasiswa.  Pemikiran yang ada pada waktu itu adalah bidang ilmu bahasa Inggris memiliki hak atas segala jenis pengajaran mengenai komunikasi, berbicara dan menulis dianggap sebagai kegiatan yang serupa.
Pada saat itu, banyak peneliti dalam bidang public speaking (sekarang disebut peneliti dalam bidang komunikasi) memprotes cara berfikir yang sempit ini. Mereka berpendapat bahwa ada perbedaan mendasar dan penting anatara komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Kekhawatiran lain yakni guru-guru bahasa Inggris merasa bahwa mereka memahami  proses bicara padahal dalam kenyataannya pelatihan yang mereka dapatkan dalam bidang ini sangat terbatas.
Titik baliknya terjadi pada tahun 1913, ketika persatuan Guru Besar Inggris Nasional (National Council of Teachers of English) mengadakan konferensi tahunan di Chicago. Pertemuan tertutup dengan para guru public speaking ini memutuskan untuk membentuk National Association of Academic Teacher of Public Speaking (NAATPS). Tujuh belas orang dari tiga belas sekolah dipilih untuk menjalankan keputusan ini dan membentuk suatu badan untuk pelaksanaan penelitian dan pembentukan teori mereka sendiri. Alasan mereka yakni; pertama, penting untuk memahami bahwa banyak dari guru-guru ini merasa  bahwa ada pengakuan secara nasional akan keberadaan mereka melalui sebuah asosiasi, maka mereka dapat menunjukkan pentingnya membangun jurusan mereka sendiri di institusi masing-masing. Kedua, mereka juga berpendapat bahwa ditempatkannya mereka dalam jurusan bahasa Inggris adalah hal yang absurd, mengingat bahwa prinsip-prinsip public speaking telah diajarkan selama berabad-abda, bahkan sebelum bahasa Inggris ada. Ketiga, berafiliasi dengan asosiasi bahasa Inggris menyebabkan guru-guru public speaking tidak memeiliki otoritas mereka sendiri. Keempat, membentuk asosiasi mereka sendiri sangat penting untuk mempelajari lebih dalam mengenai iu-isu teoritis yang terkait dengan komunikasi lisan dalam lingkungan akademis.
Pada tahun 1915, NAATPS memiliki energi besar dari tiga puluh satu negara bagian dan Kanada. Ini diperkuat dengan lahirnya jurnal berkala pertama mereka yang diberi nama Quarterly Journal of Public Speaking (sekarang Quarterly Journal of Speech). Jurnal ini memuat hasil penelitian, ulasan, dikusi dan hal-hal yang baru dalam bidang ilmu public speaking. Jurnal ini sekaligus menjadi sebuah alat untuk memberikan informasi kepada peserta asosiasi yang tidak dapat hadir dalam konferensi tahunan.
Meski demikian, pada tahun 1945 para anggotanya mengadakan pemungutan suara untuk mengganti nama organisasi mereka menjadi Speech Association of America (SAA) dalam rangka merefleksikan nama dari banyaknya jurusan yang menjadi anggota dan minat yang bervariasi dari seluruh anggotayang berjumlah lebih  dari 3500 orang.
Kemudian pada tahun 1949, berdiri the National Society for the Study of Communication (NSSC). Organisasi tersebut berafiliasi ke SAA. Pada tahun 1968, NSSC memisahkan diri dari SAA dan SAA merubah nama menjadi International Communication Association (ICA). Organisasi tersebut menempatkan ilmu komunikasi sebagai disiplin ilmu maupun profesi. Akhirnya pada tahun 1970, nama ICA kembali berubah menjadi Speech Communication Association (SCA). Kelompok ini memiliki perwakilan di dalam beberapa badan dan di dalam dua puluh satu bidang penelitian, termasuk keuangan, penelitian dan kebijakan pendidikan. Akhir tahun 1997, para anggota SCA kembali mengadakan pemungutan suara untuk mengubah nama organisasi menjadi  National Communication Association (NCA) hingga saat ini dengan anggota lebih dari 40 kelompok minat, 15 panitia kerja dan lebih dari 7000 anggota dari dua puluh negara.

2.   DINAMIKA ILMU DALAM KEHIDUPAN
Dahulu orang lebih mudah memberi definisi tentang ilmu dibanding saat ini. Karena saat itu, ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianutnya. Berbeda dengan masa saat ini, ilmu memperoleh posisi yang bebas dan mandiri. Saat ini, definisi ilmu berdasarkan pada apa yang dilaksanakan oleh ilmu tersebut, serta metodologinya.
Peranan ilmu kian hari kian menentukan kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun masyarakat. Oleh karenanya, definisi ilmu semakin sulit untuk dirumuskan. Orang sering menganggap bahwa ilmu itu sebagai suatu kesatuan di luar dan di atas waktu. Ilmu terdiri dari himpunan-himpunan, petunjuk-petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan. Ilmu itu tidak abadi, akan tetapi terus berubah, dalam arti lebih trivial, yaitu tidak ada ilmu yang selesai.
Struktur ilmu, bahkan yang disebut pokok ilmu pun mengalami perubahan. Pendapat ini dapat dilihat dari dua sudut pandang penyelidikan. Pertama, penyelidikan mengenai segi historis ilmu-ilmu yang membawa kita kepada pengertian pada ilmu yang sama. Arti dari istilah yang digunakan dapat berbeda-beda pada waktu yang berlainan. Sebagai contoh, gramatika (ilmu bahasa abad lalu dan ilmu bahasa abad ini). Wiryanto, seorang ahli ilmu komunikasi pernah berdiskusi dengan kolega-koleganya dari Thailand, Laos dan India mengenai Bahasa Pali dan Bahasa Sanskrit. Kesimpulan dari kasus ini yakni unsur-unsur dasar kedua bahasa tersebut masih hidup di negara-negara yang telah disebutkan, termasuk dalam Bahasa Jawa modern. Artinya, kedua bahasa itu mengalami perubahan yang sangat besar, namun masih menampakkan kesinambungannya.
Kedua, ilmu baru itu merupakan titik pertemuan dari beberapa ilmu yang disebut kulturologi. Ilmu komunikasi itu sendiri lahir dari titik pertemuan antara sosiologi, psikologi, politik, bahasa, matematika dan teknik. Ciri dari suatu ilmu adalah memiliki metode. Metode berarti penyelidikan berlangsung menurut suatu rencana tertentu. Metode ilmiah berarti mengadakan penataan data. Sebelum ditata, metode ilmiah merupakan suatu tumpukan yang kacau balau.
Selain itu, ilmu adalah penyedapanan prosedur-prosedur yang dapat membimbing penelitian menurut arah tertentu. Suatu metode disusun menurut bahasa atau lebih luas memakai suatu sistem lambang. Oleh karena itu, metode ilmiah timbul dengan membatasi secara tegas bahasa yang dipakai oleh ilmu tertentu. Seperti bahasa yang dipakai dalam percakapan sehari-hari. Seperti air yang menggenangi sawah lewat parit-parit. Demikianlah ilmu-ilmu itu mengalir dari waktu kewaktu.

3.   MENGENAL ILMU KOMUNIKASI 
1.   Konsep Komunikasi


Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Berdasarkan terjemahan tersebut, maka komunikasi diartikan sebagai adanya percakapan atau hubungan komunikasi yang berlangsung antara dua pihak dengan tujuan unuk memperoleh pengertian bahasa atau kesamaan makna antara dua pihak tersebut.
Harold Laswell dalam karyanya The Structure And Function Of Commu-nication In Society, menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut :

Who says What in which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek yang bagaimana?)

Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan tersebut, yaitu :
a.       Komunikator (communicator, source, sender),
b.      Pesan (message),
c.       Media (channel, media),
d.      Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient),
e.       Efek (effect, impact, influence).

Sedangkan menurut Fisher (1986:17) ilmu komunikasi mencakup semua dan bersifat eklektif. Sifat ekletif ilmu komunikasi digambarkan Wilbur Schramm (1963:2) sebagai jalan simpang yang ramai, semua disiplin ilmu melintasinya. Schramm membandingkan ilmu komunikasi dengan kota purba Babelh-Dehre. Di kota itu para pengembara lewat, singgah dan meneruskan perjalanan. Bekas persinggahan para pengembara tersebut menunjukkan keluasan ilmu komunikasi.
Berger dan Chaffe (1983:17) menerangkan bahwa ilmu komunikasi adalah : “Communication science seeks to understand the production, processing and effect of symbol and signal system by developing testable theories containing lawful generalization, taht explain phenomena associated with production, processing and effect.” (Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai produksi, pemrosesan dan efek dari simbol serta sistem signal, dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna menjelaskan fenomena dan efeknya).
Hoveland (1948:371) mendefinikasn komunikasi, demikian : “The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behaviour of other individu”. (Komunikasi adalah proses di mana individu menstransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain).
Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan di atas tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun, paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud komunikasi.

Referensi :

Berger, Charles R. And Steven H. Chaffe (1983). Handbook Communication Science. Beverly Hills: Sage Publication.
Hovland, Carl I (1948) Social Communication. Am Phil. Soc. XCII, (Dance No. 33/Catg. Stappers.
Komunika : Majalah Ilmiah Komunikasi (2007), Vol. 10.
Turner (2008). Pengantar : Teori Komunikasi (Analisis dan Aplikasi), Ed. 3. Jakarta :Salemba Humanika.
Wiryanto (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :Grasindo.

4 komentar:

  1. ini blog saya mbak untuk definisi retorika tolong dicek retorikafebielmasditod1e011014.blogspot.com

    BalasHapus
  2. http://retorikafebielmasditod1e011014.blogspot.co.id/2017/09/blog-post.html

    ini link nya mbak :)

    BalasHapus
  3. https://youtu.be/z2WK6WEq4Mc (REtorika)
    https://youtu.be/_os5W2OA1mU (Pidato)

    BalasHapus
  4. https://www.youtube.com/watch?v=WcwAoAHphPk

    BalasHapus

 

WARNING!!!

PLEASE DON'T DO PLAGIARISM CAUSE IT'S NO INDONESIAN!!!