Pages

Labels

Kamis, 26 April 2018

MENUJU INDONESIA MAJU: DONGKRAK SEKTOR PARIWISATA BENGKULU


“Indonesia merupakan kepingan surga yang jatuh ke bumi”, “Indonesia negara sejuta umat” dan “Indonesia adalah tanah surga” merupakan beberapa ungkapan yang tidak berlebihan dalam mendeskripsikan negara Indonesia. Anugerah pesona alam, kodrat bangsa yang majemuk dan tanah yang subur menjadi modal yang sangat potensial bagi pembangunan nasional. Untuk itu, Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan lima fokus program pembangunan dalam lima tahun ke depan yang salah satunya adalah sektor pariwisata (Widianto, 2016a, para. 8). Di sisi lain, sektor ini juga selalu menunjukkan dampak positif dalam memacu pertumbuhan perekonomian sejak 2006. Prospek cerah sektor pariwisata ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asing (wisman) menjadi 20 juta pada 2019, dengan target perolehan terbesar di sektor bahari. Pemerintah memprediksi target ini mampu memberikan kontribusi devisa mencapai Rp 280 triliun, kontribusi ke PDB (Pendapatan Domestik Bruto) mencapai 15% dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 12,6 juta (Indonesia, 2016, para. 5; Dewi, 2014, para. 9).
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah mempersiapkan dan mengimplementasikan beberapa strategi. Salah satunya dengan menetapkan sepuluh destinasi Bali Baru atau yang terkenal dengan “10 New Balis”, meliputi Danau Toba (Sumut), Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Jatim), Mandalika (NTB), Pulau Morotai (Malukut), Tanjung Lesung (Banten), Candi Borobudur (Jateng), Labuhan Bajo (NTT), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Taman Nasional Wakatobi (Sulteng), dan Tanjung Kelayang (Babel) (Primadhyta, 2015, para. 5; Kdei-taipei.org, 2014, para. 1-9).
Sayang, tidak satupun pariwisata di Provinsi Bengkulu masuk dalam daftar “10 New Balis”. Padahal Provinsi Bengkulu menjadi tempat pengasingan salah satu The founding father of Indonesia sekaligus presiden pertama Indonesia, Soekarno. Masjid Jamik menjadi bukti monumental karya Soekarno saat masa pengasingan. Selain itu, Ibu negara Fatmawati sekaligus penjahit bendera pusaka Merah Putih berdarah asli Bengkulu. Artinya, Provinsi Bengkulu menyimpan banyak kisah sejarah. Tidak hanya pesona sejarah, Bengkulu juga memiliki pantai terpanjang di dunia sepanjang 7 km (Identification & Ecotourism, 2017, hal. 7). Bengkulu pun juga menjadi habitat bunga Raksasa terbesar di dunia, Rafflesia Arnoldii.
Padahal, hasil penulusuran peneliti menyebutkan bahwa provinsi Bengkulu menjadi destinasi wisata terlengkap di Indonesia. Rekaman peneliti membuktikan ada 67 wisata alam dan wisata bahari, 4 wisata buatan, 23 macam kuliner, 13 wisata budaya, religi dan sejarah di samping keanekaragaman produk kreatif bernilai etnik seperti kain basurek, produk aksara ka ga nga dan kerajinan kulit lantung (Oktavia, 2016, para. 9-16; Ronal, 2016, para. 3; bengkuluekspress.com, 2016, para. 3; tagpariwisata.com, 2016, para. 13; bengkulukota.go.id, 2014, Pariwisata; Belindomag.nl, 2014, para. 1-5; Nanda, n.d., para 6-79; Canee et al., n.d., para. 3-6).
Pemda Bengkulu sebenarnya telah mempublish program “Visit Bengkulu 2020” dengan mengusung 52 events untuk meningkatkan kunjungan destinasi wisman. Untuk keberhasilan program ini, Pemda Bengkulu telah menyiapkan serangkaian strategi bahkan beberapa di antaranya sudah terealisasi. Sementara, sebagian program sedang dilaksanakan dan mendapat pengawasan langsung oleh Gubernur Provinsi Bengkulu. Strategi-strategi tersebut di antaranya 1) menjalin kerjasama dengan negara-negara Inggris, Belanda dan Jepang dalam rangka renovasi situs-situs sejarah, budaya, religi tanpa mengubah bentuk asli. 2) Menyusun calendar of event. 3) Revitalisasi sekaligus penambahan infrastruktur sarana dan prasarana publik sehingga akses menuju tempat-tempat wisata menjadi mudah dan fasilitas-fasilitas bisa menambah kenyamanan wisman. 4) Menstimuli UKM. 5) Realisasikan program “Bengkulu Tersenyum” sebagai tanda keramahan masyarakat Bengkulu. 6) Mempersiapkan generasi muda khususnya lulusan SMK Pariwisata untuk menjadi Tour Guide. 7) Menjalin kerjasama dengan provinsi-provinsi tetangga yang masuk dalam “10 New Balis”. 8) Membangun dan menjaga budaya bersih. 9) Menjalin kerjasama dengan organisasi dan asosiasi dalam mempromosikan “Visit Bengkulu 2020”   (Redaksi, 2017, para. 7; Liputan6.com, 2016, Visit Bengkulu 2020; Firmansyah, 2016, para. 2-3; Bengkuluprov.go.id, 2016, Visit Bengkulu 2020).




Namun, strategi-strategi di atas masih belum mampu menarik perhatian dunia. Ini ditandai dengan rendahnya target pemda provinsi Bengkulu untuk kunjungan wisman 2017 yang hanya 50 ribu (Sipayung, 2017, para. 3). Belum lagi, waktu yang tersisa kurang dari tiga tahun sebelum “Visit Bengkulu 2020”. Untuk itu, sangat mendesak membangun brand dan positioning Bengkulu di mata dunia sehingga target kunjungan wisman dapat meningkat. Salah satunya dengan melakukan promosi. Sementara dana APBD Provinsi Bengkulu untuk sektor pariwisata pada 2017 hanya Rp. 1 triliyun. Meskipun terbatas dana, pemprov Bengkulu harus cepat, cerdas dan bijak dalam menentukan konten dan media yang tepat sebagai sarana promosi sehingga efektif, efisien dan bahkan harus bersifat interaktif sehingga pemprov Bengkulu bisa langsung merespon komentar-komentar penonton iklan.
Untuk itu, penting bagi pemerintah provinsi Bengkulu dan berbagai instansi terkait bekerjasama dalam mempromosikan potensi pariwisata Provinsi Bengkulu. Media promosi terbaik ini berupa tayangan audio-visual dengan platform YouTube. Mengapa YouTube, karena sejatinya visual memenuhi kepuasan konsumen dan dapat memberika gambaran real dari objek pariwisata. Di sisi lain, kekuatan audio menjadi pemikat yang menggugah daya sadar konsumen. YouTube pun menjadi sara promosi yang mampu memutuskan dimensi ruang, waktu, dan kelas sosial. Hasilnya seperti konten dari akun YouTube Indonesia.Travel berikut ini.

Konten Wonderful Indonesia: A Visual Journey (Indonesia.Travel, 2016)




0 komentar:

Posting Komentar

 

WARNING!!!

PLEASE DON'T DO PLAGIARISM CAUSE IT'S NO INDONESIAN!!!