“Indonesia merupakan
kepingan surga yang jatuh ke bumi”, “Indonesia negara sejuta umat” dan “Indonesia
adalah tanah surga” merupakan beberapa ungkapan yang tidak berlebihan dalam
mendeskripsikan negara Indonesia. Anugerah pesona alam, kodrat bangsa yang
majemuk dan tanah yang subur menjadi modal yang sangat potensial bagi
pembangunan nasional. Untuk itu, Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyampaikan
bahwa pemerintah telah menetapkan lima fokus program pembangunan dalam lima
tahun ke depan yang salah satunya adalah sektor pariwisata (Widianto, 2016a, para. 8). Di sisi lain,
sektor ini juga selalu menunjukkan dampak
positif dalam memacu pertumbuhan perekonomian sejak 2006. Prospek cerah sektor pariwisata
ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asing (wisman) menjadi
20 juta pada 2019, dengan target perolehan terbesar di sektor bahari.
Pemerintah memprediksi target ini mampu memberikan kontribusi devisa mencapai Rp
280 triliun, kontribusi ke PDB (Pendapatan Domestik Bruto) mencapai 15% dan
penyerapan tenaga kerja sebanyak 12,6 juta (Indonesia, 2016, para. 5; Dewi,
2014, para. 9).
Untuk
mencapai target tersebut, pemerintah telah mempersiapkan dan
mengimplementasikan beberapa strategi. Salah satunya dengan menetapkan sepuluh
destinasi Bali Baru atau yang terkenal dengan “10 New Balis”, meliputi Danau
Toba (Sumut), Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Jatim), Mandalika (NTB),
Pulau Morotai (Malukut), Tanjung Lesung (Banten), Candi Borobudur (Jateng),
Labuhan Bajo (NTT), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Taman Nasional Wakatobi
(Sulteng), dan Tanjung Kelayang (Babel) (Primadhyta, 2015, para. 5; Kdei-taipei.org, 2014, para.
1-9).
Sayang,
tidak satupun pariwisata di Provinsi Bengkulu masuk dalam daftar “10 New
Balis”. Padahal Provinsi Bengkulu menjadi tempat pengasingan salah satu The founding father of Indonesia sekaligus
presiden pertama Indonesia, Soekarno. Masjid Jamik menjadi bukti monumental
karya Soekarno saat masa pengasingan. Selain itu, Ibu negara Fatmawati
sekaligus penjahit bendera pusaka Merah Putih berdarah asli Bengkulu. Artinya,
Provinsi Bengkulu menyimpan banyak kisah sejarah. Tidak hanya pesona sejarah,
Bengkulu juga memiliki pantai terpanjang di dunia sepanjang 7 km (Identification &
Ecotourism, 2017, hal. 7). Bengkulu pun juga menjadi habitat bunga Raksasa terbesar di
dunia, Rafflesia Arnoldii.
Padahal,
hasil penulusuran peneliti menyebutkan bahwa provinsi Bengkulu menjadi
destinasi wisata terlengkap di Indonesia. Rekaman peneliti membuktikan ada 67
wisata alam dan wisata bahari, 4 wisata buatan, 23 macam kuliner, 13 wisata
budaya, religi dan sejarah di samping keanekaragaman produk kreatif bernilai
etnik seperti kain basurek, produk aksara ka
ga nga dan kerajinan kulit lantung (Oktavia, 2016, para. 9-16; Ronal,
2016, para. 3; bengkuluekspress.com, 2016, para. 3; tagpariwisata.com, 2016, para. 13; bengkulukota.go.id,
2014, Pariwisata;
Belindomag.nl, 2014, para. 1-5; Nanda, n.d., para 6-79; Canee et al., n.d., para. 3-6).
Pemda
Bengkulu sebenarnya telah mempublish
program “Visit Bengkulu 2020” dengan mengusung 52 events untuk meningkatkan kunjungan destinasi wisman. Untuk
keberhasilan program ini, Pemda Bengkulu telah menyiapkan serangkaian strategi
bahkan beberapa di antaranya sudah terealisasi. Sementara, sebagian program
sedang dilaksanakan dan mendapat pengawasan langsung oleh Gubernur Provinsi
Bengkulu. Strategi-strategi tersebut di antaranya 1) menjalin kerjasama dengan
negara-negara Inggris, Belanda dan Jepang dalam rangka renovasi situs-situs
sejarah, budaya, religi tanpa mengubah bentuk asli. 2) Menyusun calendar of event. 3) Revitalisasi
sekaligus penambahan infrastruktur sarana dan prasarana publik sehingga akses
menuju tempat-tempat wisata menjadi mudah dan fasilitas-fasilitas bisa menambah
kenyamanan wisman. 4) Menstimuli UKM. 5) Realisasikan program “Bengkulu
Tersenyum” sebagai tanda keramahan masyarakat Bengkulu. 6) Mempersiapkan
generasi muda khususnya lulusan SMK Pariwisata untuk menjadi Tour Guide. 7) Menjalin kerjasama dengan
provinsi-provinsi tetangga yang masuk dalam “10 New Balis”. 8) Membangun dan
menjaga budaya bersih. 9) Menjalin kerjasama dengan organisasi dan asosiasi
dalam mempromosikan “Visit Bengkulu 2020”
(Redaksi, 2017, para. 7; Liputan6.com, 2016, Visit
Bengkulu 2020;
Firmansyah, 2016, para. 2-3; Bengkuluprov.go.id, 2016,
Visit Bengkulu 2020).
Namun,
strategi-strategi di atas masih belum mampu menarik perhatian dunia. Ini
ditandai dengan rendahnya target pemda provinsi Bengkulu untuk kunjungan wisman
2017 yang hanya 50 ribu (Sipayung, 2017, para. 3). Belum lagi, waktu yang tersisa kurang dari tiga tahun
sebelum “Visit Bengkulu 2020”. Untuk itu, sangat mendesak membangun brand dan positioning Bengkulu di mata dunia sehingga target kunjungan wisman
dapat meningkat. Salah satunya dengan melakukan promosi. Sementara dana APBD
Provinsi Bengkulu untuk sektor pariwisata pada 2017 hanya Rp. 1 triliyun.
Meskipun terbatas dana, pemprov Bengkulu harus cepat, cerdas dan bijak dalam
menentukan konten dan media yang tepat sebagai sarana promosi sehingga efektif,
efisien dan bahkan harus bersifat interaktif sehingga pemprov Bengkulu bisa
langsung merespon komentar-komentar penonton iklan.
Untuk
itu, penting bagi pemerintah provinsi Bengkulu dan berbagai instansi terkait
bekerjasama dalam mempromosikan potensi pariwisata Provinsi Bengkulu. Media
promosi terbaik ini berupa tayangan audio-visual dengan platform YouTube. Mengapa YouTube, karena sejatinya visual memenuhi
kepuasan konsumen dan dapat memberika gambaran real dari objek pariwisata. Di sisi lain, kekuatan audio menjadi
pemikat yang menggugah daya sadar konsumen. YouTube pun menjadi sara promosi
yang mampu memutuskan dimensi ruang, waktu, dan kelas sosial. Hasilnya seperti konten dari akun YouTube Indonesia.Travel berikut ini.
Konten Wonderful Indonesia: A Visual Journey (Indonesia.Travel, 2016)